Translate This Web

Esensi tilawah dan 3 pahala darinya.


Al-Qur’an ibarat makanan rohani kita sehari-hari, yang mana ketika kita kekurangan nutrisi tersebut maka akan berdampak besar pada kesehatan jiwa kita. Apa imbasnya ketika ruh dan jiwa kita sedang lapar ? akan ada efek negatif yang diperoleh. di antaranya adalah :
 
·      Rasa cinta terhadap dunia semakin besar.
·      Mudah terjangkit pada penyakit hati: riya', ain, hasad, sombong, dll.
·      Suka bermalas-malasan dalam beribadah.
·      Perbuatan dan perilaku kita jauh dari etika dan ajaran agama.
 
Begitu juga, bacaan Al-Qur’an merupakan sebuah protektor jiwa/ruqyah buat diri kita sendiri. Setiap nikmat yang kita dapat selalu dan pasti ada yang hasud. Nah, bacaan Al-Qur’an inilah yang menjadi benteng dari hasad dan dengki dan segala kejahatan orang lain kepada kita.  
 
Diberi kelancaran mengaji adalah sebuah kenikmatan. Lihatlah saudara-saudara kita yang sudah tua namun belum diberi kelancaran. Tidakkah kita memikirkan cara mensyukurinya? 
 
Sebuah ungkapan seorang ulama yang indah, "Ilmu Al-Quran” adalah samudera tak bertepi"[1]. Dari sisi mana pun kita mempelajarinya, Allah Swt. akan senantiasa membalasnya dengan berlipat pahala dan “melabeli” kita sebagai “Ahlil QuraninsyaAllah.
 
Dengan kata lain, kita menemukan kemurahan-Nya yang disesuaikan dengan fitrah manusia dari asalnya. Seorang manusia normalnya mempunyai sebuah kecenderungan pada suatu hal yang tidak ia dapatkan pada hal lain. 
 
Karena itu, para ulama ahli nahwushorofbalaghah, tafsir, tajwid, qiraat, bahkan orang yang membacanya masih tersendat-sendat saja akan tetap masuk dalam sebuah sari makna hadis Nabi Saw:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ 
     
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang membaca Al-Qur’an dan mengajarkannya." HR. Muslim   
 
Di dalam perihal membaca Al Quran, Allah Swt. memberikan pahala seorang hamba melalui 3 amalan pokok:  

1.     Mentajwidkan Al-Qur’an

Dalam amaliah ini, seorang hamba dituntut untuk mengaji dan mencari seseorang yang dapat memperbaiki bacaannya hingga sempurna. Tidak cukup baginya mengaji sekali - dua kali, lalu sudah merasa cukup dengan apa yang dimiliki.[2]

2.     Memperbagus Suara Bacaan Al-Quran. 

Tidak hanya dalam hal mentajwidkan Al-Quran, masih ada bonus Allah Swt. untuk seorang hamba ketika ia memiliki kemampuan untuk memperindah bacaan Al-Quran. Tidak harus mempunyai suara merdu, akan tetapi cukup berusaha semampunya dan belajar kepada seorang guru, bagaimana ia mendapatkan keistimewaan ini.
 
Secara umum memperbagus bacaan Al-Quran dapat kita temui pada nagham-nagham yang ada. Tentunya membaca Al-Quran dengan nagham harus tetap menaati rambu-rambu tajwid dan tidak boleh sampai keluar darinya.[3]

3.     Tadabbur Ayat

Pada tulisan sebelumnya sudah sedikit dikupas, bahwa “Tadabur” mempunyai makna membaca Al-Quran sambil mengangan-angan maknanya, bukan membaca terjemahan (setelah selesai membaca lalu melihat arti). Dari sini, kita seyogyanya perlu mempelajari bahasa Arab agar dapat mentadaburi Al-Quran secara bertahap, sedikit demi sedikit.[4]
 
Demikian 3 nikmat utama yang sengaja Allah berikan kepada manusia dalam hal yang berkaitan dengan membaca Al-Quran. Jika seseorang mau masuk lebih dalam, tentu hasil yang dia dapatkan akan lebih banyak lagi.  Wallahu a’lam. 
[1] Perkataan Ibn Abi Ad Dunya yang dinukil Al Imam As Suyuti di dalam kitab Al Itqan Fii Ulumil Quran, Juz: 4, Hal: 216.
[2] Berdasarkan perintah Allah Swt. di dalam Al Quran, “Dan Tartilkanlah (tajwidkanlah) Al Quran dengan sebenar-benarnya”. QS. Al Muzzammil 4.
[3] Berdasarkan hadits Nabi Saw. : “Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak me’lagukan’ Al Quran” HR. Bukhari. Maka ‘melagukan’ disini adalah memperbagus bacaan sebisa mungkin.  
[4] Berdasarkan Firman Allah Swt. : “Kami telah menurunkan kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan berkah, agar kamu merenungkan ayat-ayat-Nya dan supaya orang-orang yang berakal dapat mengambil pelajaran." QS. Sad: 29.
 

Posting Komentar

0 Komentar